Salah satu pendukung untuk memperbaiki komunikasi anak adalah terapi gangguan pendengaran yang bisa dilakukan oleh terapi wicara maupun profesional lain yang sudah terlatih.
Terapis Wicara Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Surakarta, Noor Zakiah Darojat, A.Md.TW Mengatakan, program terapi yang bisa diberikan oleh terapi wicara antara lain yaitu yang pertama latihan mendengar. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan anak dalam menangkap suara. Tentunya latihan ini diperuntukkan untuk anak yang memakai Alat Bantu Dengar (ABD) ataupun penanaman koklea. Apabila kondisi anak mengalami gangguan pendengaran berat (tuna rungu berat) tanpa memakai alat bantu dengar, latihan mendengar tidak akan efektif digunakan karena anak tidak dapat mendengar.
Kedua yaitu latihan penguatan otot-otot bicara. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan otot-otot bicara seperti otot rahang, bibir dan lidah. Ketiga yaitu dengan latihan meningkatkan artikulasi. Latihan ini bertujuan supaya saat berbicara, anak memiliki kejelasan dalam segi artikulasi. Contohnya bila melafalkan bola, ya dilafalkan bola bukan “oa”.
Dengan menggunakan ABD, kemudian mengikuti terapi secara rutin, lalu orangtua juga mengajari di rumah, maka anak dengan gangguan pendengaran bisa mendengar dan berbicara mendekati anak dengan kondisi normal.
Jadi, saat melakukan terapi, orangtua juga dilatih supaya ketika di rumah bisa mengajari anaknya. Sehingga tidak hanya dengan mengandalkan dari terapis wicara saja, namun peran orangtua juga sangat penting untuk melakukan terapi pada anak yang mengalami gangguan pendengaran. ( Dwi Hastuti / Joglosemar 5 Februari 2015 )