Gagap Pada Anak

gagap

Gagap adalah suatu gangguan kelancaran dalam berbicara yang ditandai dengan adanya pengulangan, perpanjangan suara, suku kata, kata, atau frasa, serta jeda atau hambatan yang  tidak disadari yang mengakibatkan gagalnya produksi suara.

Penyebab umum dari kegagapan biasanya karena ada gangguan genetika. Selain itu, gagap bicara juga bisa diakibatkan gangguan saraf atau psikis. Semakin penderita merasa tertekan, semakin parah kondisi gagapnya.

Sebenarnya  bicara seperti gagap masih dinyatakan normal apabila terjadi pada masa anak usia 2-5th. Profesor Department of Communication Disorders University of Wisconsin (Theodore J. Peters, Ph.D) & Chair and Profesor Department of Commnication Science & Disorders University of Vermont (Barry Guitar, Ph.D) dalam buku Stuttering, menyatakan:

Anak antara 2th – 3,5th terjadi disfluencies antara 10 hingga 100 kata. Kemudian repetisi (pengulangan) banyak terdapat pada anak yang lebih muda. Selain itu, revisi (pembetulan) lebih sering terjadi pada anak yg lebih tua.

Penanganan

Untuk penanganan terhadap penderita gagap, seorang terapis wicara tentunya harus melakukan assesement terhadap kliennya secara tepat. Diantaranya perlu melakukan wawancara, observasi dan tes terhadap klien. Hal ini bertujuan agar seorang terapis dapat  memberikan program dan metode yang tepat terhadap penderita gagap. Sehingga, tujuan yang diharapkan untuk mengurangi kegagapannya dapat tercapai.

Prognosis

Prognose dari kasus gagap ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi kesehatan pasien baik secara fisik maupun psikis, usia pasien, kondisi keluarga pasien, penangan yang tepat, dan derajat keparahan gagap pasien itu sendiri.  Prognose menjadi baik apabila kondisi kesehatan pasien secara fisik maupun psikis baik, keluarga pasien selalu memberikan dukungan, dan penanganan yang tepat pada awal kegagapan. Sebaliknya, prognosa menjadi buruk apabila kondisi kesehatan secra fisik maupun psikis pasien tidak baik, misalnya sakit, tertekan, takut atau cemas.  Kegagapan pasien akan menjadi lebih buruk apabila hubungan keluarga tidak harmonis, dan mendapat tekanan dari lingkungan saat bicara.